Tuesday, April 28, 2015

Lalai


Gadis itu kini berkubang dalam lumpur kenestapaan yang mengeruh. Menenggelamkan seluruh jengkal tubuh ringkihnya hingga tak didapati rupanya. Sejenak, gadis itu merasa akan mati dan mati adalah dekat baginya. Kekecawaan sedalam apakah sehingga gadis itu mengiba pada kuasa? Mengancam dan mengecam akan meninggalkan jasad penuh luka dengan dambaan kedamaian yang berbeda. Yang kutahu dan benar adanya, gadis itu sepenuh hati berputus asa. Acapkali, tak sengaja tersebut kata-kata yang tak baik diucapkan dan akhinrya harus terucapkan. Hingga, perbuatan yang tak baik dilakukan dan akhirnya mesti dilakukan. Dengan satu alasan: bertahan hidup.

Sunday, April 19, 2015

Retak


Aku memang bukan bagian terbaik dari hidup untuk sekadar mengerti, bahwa dunia bisa saja bertindak angkuh pada manusa yang kehilangan arah sepertiku. Aku hanya melewatkan waktu dengan bertele-tele yang demikian mengganggu nurani insaniku. Aku hidup tapi tak hidup. Aku mati tapi tak benar-benar mati. Hingga pada waktu yang tak kusebutkan, nyatanya kehadiranku hanya tiupan angin di tanah nan gersang. Tidak benar-benar ada dan tidak benar-benar dibutuhkan. Aku tidak akan mengubah banyak hal, aku tidak akan mampu mengubah keadaan, aku tidak dapat mengganti kemarau panjang dengan kesejukan dengan semudah itu. Dan, aku berpikir bahwa aku tidak benar-benar ada apalagi untuk mengubah apapun itu.