Sunday, December 14, 2014

Berkelit


"Ada kalanya, dalam hidup tidak sesederhana yang kita pikirkan. Ini bukan tentang pikiran ataupun imaginasi di dalam otakmu. Ini lebih tentang dunia yang ada di luar sana. Berbicara dengan alam semesta, galaksi, bumi, ilmu pengetahuan dan manusia. Mungkin, aku terlalu lama berkelit dengan daya pikirku sendiri. Dan ketika aku bercermin dalam kenangan masa lalu, rupanya aku tidak benar-benar mengenali diriku sendiri. Bahkan, untuk semua yang telah aku lakukan."

Sunday, December 7, 2014

Usang



Ketika semesta tidak pernah berhenti bergulir, sedangkan jiwa-jiwa lemah itu masih terpuruk mempertanyakan perihal takdir. Semua yang dapat diberikan hanyalah kecam dari nyawa-nyawa yang mengekang waktu. Seakan alam semesta pun akan runtuh, jikalau mimpi-mimpi itu nantinya tinggalah debu. Dan yang sebenarnya, aku adalah bagian dari nyawa-nyawa itu. Dan debu itu adalah bagian dari mimpi usangku. 

Saturday, October 11, 2014

Berhenti


Waktu demi waktu telah berganti, hidup pun tak pernah sama kembali. Meskipun, sering kali aku mencoba menghadang bendungan rasa rindu yang berkecamuk. Namun, nyatanya dirimu tetap dirimu. Sedangkan, aku. Hanyalah, sedemikian kecil kenangan yang mulai telah terhapus dari memorimu. Melebur dengan segala kenangan lain yang tak pantas menempati bagian dari ingatanmu. Maka, di saat itu akalku mulai mencabik-cabik khayal demi khayal yang kurengkuh sedemikian rupa. Dan, rindu itu seharusnya mati terkurung pilu. Namun, sekali lagi. Tidak pernah.

Thursday, July 24, 2014

Waktu


Tak berarti waktu memutarkan irama pesakitan bagi dia yang terluka. Tak jua hujan meneteskan perih yang tak kunjung sirna bagi dia yang mengeluh. Tak pula malam yang menggantikan siang yang teriknya memeras peluh. Seberapapun nilai dari sebuah harga diri, dunia akan meluluh lantakkanya menjadi keping-keping. 

Saturday, June 28, 2014

Asa


Langit-langit hatiku runtuh diterjang terpaan kenaasan. Sebagian jiwaku membeku ditengah kekalapan malang. Jengkal demi jengkal tubuhku tertimpa beban yang mengeras menumpulkan keimanan. Kekalutan menyerbu ruang dalam pikir dan hati. Tersibak tabir mimpi yang dulu kusimpan dengan rapat-rapat. Tersentuh lara, caci dan hina membuka hingga ke permukaan. Aku selalu mencoba menutupnya dengan doa, doa akan kembali sesuatu pada hakikatnya.

Monday, June 23, 2014

Memudar


" Cepat atau lambat ingatan kita tentang sesuatu, seseorang dan kenangan akan memudar. Hanya saja, itu berlaku sedikit lebih cepat padaku. Aku tidak akan menyangkarkan ingatan itu dalam benakku lagi. Karena sedikit demi sedikit ingatan itulah yang akan menghancurkanku. Meruntuhkan mimpi. Menyelipkan kesedihan yang memuakkan. Membunuhku dalam keraguan. Dan kini, aku berhenti untuk itu semua. "

Saturday, June 14, 2014

Bangkit


Tak ada alasan untuk tidak menjadi hebat. -Tom Peter-
Rumus Keberhasilan: Gairah + Visi + Aksi = Sukses. -Marilyn King-
Satu-satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannya. -Alan Kay-
Jika Anda dapat memimpikannya, Anda pasti bisa melakukannya. -Walt Disney-

Monday, June 9, 2014

Terjebak


Kini dunia menempatkanku pada posisi yang tidak menyenangkan. Terhimpit deru caci yang menyiksa, pada beban yang dipikul dengan setengah harap, dan mati dalam kekosongan yang merongrong dalam nista. Sontak, ada kata yang bergejolak untuk segera dimuntahkan. Tapi bibirku membisu, terdiam dalam kegamangan. Aku benar-benar berada di ujung kelelahanku.

Saturday, May 24, 2014

Kerinduan


Kuteringat dalam lamunan. Rasa sentuhan jemari tanganmu. Kuteringat walau telah pudar. Suara tawamu, sungguh kurindu. Tanpamu langit tak berbintang. Tanpamu hampa kurasa. Seandainya jarak tiada berarti. Akan kuarungi ruang dan waktu dalam sekejap saja. Seandainya sang waktu dapat mengerti. Tak akan ada rindu yang terus mengganggu. Kau akan kembali padaku. -Raisa LDR-

Saturday, May 17, 2014

Kenyataan


As we know, to be a human  we all need those feeling. The feeling of being tired of life, being stupid of decisions, being awkward of love. And I realize that i was a human who never good enough on these real things about life. Because i tried to be success based on my thought. And the world didn't accept it. I would never be the same until those things happen to me. I didn't care how painful it is. I gonna be strong for everything, just for no reason. God, I'm that girl. The girl who fall in love with truth, life and creatures in the world.

Ingatan


Kini aku terhempas dari ribuan mimpi tentang khayalan. Aku terjebak dalam pusara ilusi yang kuciptakan dengan segenap rasa dan asa. Aku berpikir, tiada yang salah tentang memimpikan hal yang begitu indah. Hingga kusadari, keindahan itu mulai lenyap seiring waktu yang menakdirkan. Alhasil, tinggallah aku disini dalam kesenyapan. Tak akan ada lagi alasan untuk tetap bertahan, meski daya itu masih ada. Nyatanya, hati ini telah lelah memangku beban tak berkesudahan.

Monday, May 12, 2014

Salju



Aku pernah membayangkan. Betapa dinginnya titik-titik salju yang menuruni perbukitan dengan kebekuan. Seakan dibelah desir-desir angin, salju itu jatuh berhamburan dan menyatu dengan bumi dan semesta. Tak jauh dari sana, merengkuh dalam dingin seorang gadis bertopi merah dengan syal meggelung manis di leher. Wajahnya terasa kaku tertampar rasa dingin yang tak berkesudahan, hingga tertinggal rona pucat dan suara menggigil dari bibirnya yang merah merekah. Kulitnya yang sebersih salju itu hanya tertutupi sweater senada warna langit, warna biru muda. Gadis yang manis itu menunggu sesuatu di tengah hujan salju yang menggigil.


Beban


Aku tidak pernah merasa sebaik ini, jika tidak mengenalmu. Aku tidak akan menjadi diriku yang serupa, jika tidak bertemu denganmu. Aku tidak mungkin bahagia, jika tidak menjagamu. Pertemuan yang singkat itu bukan berarti sebuah perpisahan. Walaupun, di setiap temu juga ada pisah. Namun, bukan untuk selamanya terpisah. Hanya saja, jumpa itu tertunda untuk sekian lama. Jika takdir telah  mengetuk batinku. Apa aku bisa terbangun dan menyongsong hadirmu?

Saturday, May 10, 2014

Tulis


Aku merasa, ada hal yang tak mampu diutarakan. Namun dengan perasaan, semua itu dapat diucapkan dengan penuh makna. Bukan hanya dengan lisan yang berbicara, namun tulisan juga mampu menceritakan segenap emosi yang berkecamuk dalam dada. Bahkan dengan cara yang lebih baik. Aku pun memahami itu sebagai sebuah kebenaran yang tidak terelakkan. Karena yang demikian, hatiku pun menyetujuinya. Aku merasa jatuh cinta pertama kalinya dalam hidup. Dan ini tidak akan pernah mengkhianatiku, sebagaimana apa yang telah terjadi sebelumnya.

Semesta


Ada waktunya untuk berhenti dan menunggu. Alasan untuk menjadi lelah mengharuskanku melakukan pemberhentian di titik sejauh ini. Tiada maksud untuk berhenti selamanya. Namun bangkit juga perlu waktu. Dan aku belum ada di waktu-waktu seperti itu. Terkecewakan bukanlah alasan untuk menyerah. Namun untaian doa dalam payung keimanan ini mulai goyah, ketidakadilan seakan menjemputku untuk kembali. Bisik dalam pikiran ini mendobrak ingatanku tentang mimpi.

Ikrar


Kini aku berada di titik paling mendasar dalam hidupku. Jatuh bukanlah sebuah ancaman yang merenggut makna keyakinan yang telah kuteguhkan. Terkadang aku perlu melakukan penciptaan kembali segala asa yang telah kutiupkan roh agar tetap bersemayam dalam kalbu. Kematian sesaat yang kuartikan itu menjadi perjalanan reinkarnasi untuk dimanusiakan dan memanusiakan hidup. Kematian itulah yang memicuku untuk berdiri dan meneriakkan jerit mimpi dari dasar relungku.

Perkara



Aku memiliki perkara yang pelik antara menjadi diriku yang terdiam atau memilih untuk menantang takdir di hadapanku. Kini ku terhempas pada khayalan yang menuntunku pada sebuah ketidakpastian. Bukan kemunafikan, dunia hanya menerima suatu hal yang berdasar pada sebuah alasan. Kusadari bahwa segala di muka bumi ini memiliki alasan untuk tetap ada dan diakui. Sedangkan, yang pergi adalah sesuatu yang tak beralasan, tidak pantas ada. Aku tak pernah mengatakannya sebagai sebuah kehinaan. Namun dunia pun mengikrarkan janji yang demikian.


Sunday, March 23, 2014

Tebing


Hari, jam, menit dan detik ini, aku menandai jejak kehidupanku pada secarik kertas putih yang kosong. Dimana, di lembaran itu akan terlukis tumpahan perasaan gadis dengan sejuta khayalannya. Daya khayal yang terbangun dari segenggam persepsi dan emosi tak berkesudahan. Persepsi dan emosi itu mendobrak segala rasio akal yang dimiliki manusia sekalipun. Gadis itu sadar, penempatannya dalam bermimpi sangatlah angkuh. Gadis itu mulai merengkuh dalam kesempitan mimpinya. Menjeritkan bahwa bumi tidak akan menerima angan itu sebagai kenyataan.