Saturday, May 24, 2014

Kerinduan


Kuteringat dalam lamunan. Rasa sentuhan jemari tanganmu. Kuteringat walau telah pudar. Suara tawamu, sungguh kurindu. Tanpamu langit tak berbintang. Tanpamu hampa kurasa. Seandainya jarak tiada berarti. Akan kuarungi ruang dan waktu dalam sekejap saja. Seandainya sang waktu dapat mengerti. Tak akan ada rindu yang terus mengganggu. Kau akan kembali padaku. -Raisa LDR-



Tiada alasan untuk berhenti mencintai deru angin yang memupuskan dedaunan di musim kemarau. Sebab dengan sentuhan lembut angin itu, asaku tentang cinta bertiup menembus awan yang tergantung di raga semesta. Kelak gemerisik angin itulah yang akan menuai cakrawala angkasa maha kekalnya. Dan jika di dunia hanya ada satu tempat, yaitu di bawah langit dan di bawah tanah. Kita ada di keduanya. Tak ada yang memeluk keputus-asaan kita untuk menyatu. 

Bermandikan cahaya dari para bintang, kita akan menyentuh harumnya aroma keharuan. Hingga pada suatu waktu, dengan bersamaan kita akan menakuti suatu hal yang sama. Gelap akan berganti terang. Malam akan berganti siang. Dan ketika masa itu datang, perpisahan bukanlah hal yang mustahil. Namun kita hanya perlu percaya, sang waktu akan mengembalikan insan pada takdir bernafaskan rindu dalam dada. 

Seandainya alasan untuk pergi telah kutemukan, haruskah aku mengambil keputusan untuk melupakan? Sedangkan, kenyataannya kita masih ada di satu tempat yang sama. Aku tak mungkin memungkiri, ruang dan waktu tak akan tertempuh dalam sekejap waktu. Tetapi tanpa hadirmu, langitku tak pernah bercahaya. Tanpa sosokmu, langitku tak berbintang. 

Maukah kau menjadi bintang di hamparan langit temaramku? Berkilaulah dengan cahaya keperakanmu di luasnya galaksi itu, agar aku dapat menggapaimu dengan seluruh daya dan emosiku. Dan apabila aku terjatuh, aku akan jatuh di antara cahaya-cahaya bintang di angkasa. Aku percaya, meskipun harus menempuh jutaan tahun cahaya. Kakiku akan berpijak di sana juga. 

Rindu. 

No comments:

Post a Comment